Sekitar dua tahun yang lalu, aku memutuskan untuk belajar vokal alias menyanyi dengan serius. Kenapa? Karena hidup begitu singkat. Jadi harus diisi dengan hal-hal yang menyenangkan dan berguna (perhatikan urutannya ya, menyenangkan dulu, baru berguna ^^). Dan karena menyanyi adalah hobiku yang paling utama. Orang Jawa bilang, mangan ra mangan sing penting kumpul. Bagiku, mangan ra mangan, sing penting nembang (nyanyi), hehe bercanda lho… ^^
Setelah mencapai keputusan ini, tibalah aku pada keputusan kedua. Mau belajar vokal apa? Di mana? Sama siapa? Aku mulai melakukan riset kecil-kecilan. Mendatangi beberapa sekolah vokal. Telepon sini, telepon sana. Tanya sini, tanya sana.
Ada sebuah sekolah vokal terkenal yang kuincar, namun sayang jadwal untuk hari Sabtu sudah penuh (dan memang selalu penuh). Hari Minggu tidak ada kelas. Sedangkan pada hari kerja, pukul enam sore kelas vokal sudah berakhir. Jelas tidak cocok dengan jadwal kerjaku. Ada pula sekolah vokal lain yang jadwalnya cukup fleksibel, di mana kelas-kelas vokal diselenggarakan hingga pukul delapan malam. Namun entah mengapa, setelah didatangi kok rasanya kurang sreg di hati. Akhirnya aku hanya sebatas audisi, dan tak jadi mendaftar.
Sementara belum mendapatkan sekolah vokal, waktu yang ada kugunakan untuk berpikir. Sebenarnya pelajaran vokal apa yang kuingini? Pop? Jazz? Klasik?
Aku tidak tahu banyak tentang vokal klasik. Karena vokal klasik tidak bisa kita tonton di MTV. Tapi aku sangat mengagumi Charlotte Church, seorang penyanyi klasik asal Britania Raya. Bila sedang menyanyi, dia tidak pernah bergaya atau melakukan aksi panggung yang aneh-aneh. Tidak pernah jingkrak-jingkrak atau menari. Seringkali dia hanya berdiri di satu titik, dan menyanyi sampai selesai, begitu saja. Namun bisa kulihat seluruh anggota tubuhnya, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, ikut bernyanyi. Aneh memang, tapi kesan itulah yang kudapat.
Kalau di Indonesia, penyanyi terkenal yang seperti digambarkan di atas adalah Aning Katamsi dan Christopher Abimanyu. Tidak pakai gaya-gayaan, tapi suara yahud!
Aku berpikir, kalau misalnya ditakdirkan bisa menyanyi, aku ingin menyanyi seperti itu! Sejak saat itu aku hanya fokus mencari sekolah vokal yang mengajarkan vokal klasik.
Kemudian seorang teman lama memperkenalkanku pada sebuah sekolah vokal, yang mengkhususkan diri pada vokal klasik. Saat audisi di sekolah vokal tersebut (Jakarta Singing School) dan bertemu dengan Renata Lim laoshi, aku langsung merasa sreg. Inilah tempat yang tepat. Pucuk dicinta ulam tiba!
Menyanyi klasik memang tidak mudah. Belajar pernapasan diafragma yang baik dan benar saja memerlukan waktu sedikitnya berbulan-bulan, atau bahkan lebih. Selain itu, selama belajar vokal klasik, kemampuanku menyanyikan lagu-lagu pop tidak lantas meningkat dengan sendirinya. Ibarat olah raga, cabangnya berbeda. Seorang perenang ulung, bukan berarti serta-merta mahir dalam atletik, bukan? Kira-kira seperti itulah. Dari luar memang bungkusnya sama = menyanyi. Namun teknik dan peraturan-peraturannya jauh berbeda. Jadi kalau sedang ber-karaoke dengan teman-teman lama, suaraku tetap saja seperti yang dulu.
Makin lama belajar, aku makin mencintai vokal klasik. Tidak perlu banyak bergerak, tidak perlu bergaya. Pokoknya konsentrasi, pahami dan hayati isi lagu, bernapas yang benar, dan menyanyi. Itu saja.
Aku beruntung mendapat guru vokal klasik yang memiliki tingkat keahlian tinggi dalam bidangnya, baik hati, dan sabar. Selain itu, guru vokalku ini memiliki jiwa mengajar sejati. Laoshi senantiasa menggali potensi yang ada pada murid-muridnya.
Ya, setiap kali menghadapi hal-hal yang menyebalkan dalam hidup ini, aku tinggal mengingat semua yang ada di atas, dan aku akan merasa amat beruntung. Beruntung bisa belajar vokal klasik, dan beruntung mendapat guru seperti laoshi.
Tidak terasa hari sudah malam, lebih baik aku cepat pulang supaya bisa berlatih lagu “Sound An Alarm!”-nya Judas Maccabeus yang bagus tapi sulitnya amit-amit itu… ^^
san..aning katamsi itu sopo?aku durung tau krungu lagune.
btw menarik juga san mempelajari sesuatu yang sama sekali baru ya…^_^.aku juga pengen belajar balet dulu waktu masih kecil gara2 baca buku mari chan. tapi karena di pekalongan kota kecil ga ada sekolah balet hiks. dan kalopun sekarang mau belajar, udah kaku semua badannya.
yang paling baru, kemaren2 aku coba ikut kelas belly dance di tempat fitnes hehe. asik juga ya dan bisa bikin perut kecil. besok mo ikut lagi ah…
I’m remembering my favorite movie “The Sound of Music”, thanks to you. The classic that made me sing a long through out the movie.
Hehe… Aning Katamsi memang jarang muncul di TV, nyanyinya seriosa, biasa kalo tampil di Erasmus Huis atau gedung kesenian gitu 🙂
Wah asyik banget belly dance bisa kecilin perut, kamu ikutan yang di mana Kris? Kayaknya daku perlu juga, hehe… ^^
Halo Kamaruddin ^^
Iya, sebelum kenal pelajaran musik udah kenal dulu sama The Sound of Music ^^
Kalo dapet, nonton film “Oliver” atau “Oliver Twist”, lupa yang bener yang mana. Buatan Inggris sekitar tahun ’68-an, bintang utamanya Mark Lester. Bagus juga, tapi memang kalah terkenal kalo dibanding The Sound of Music. Highly reccomended!!!
Btw, gimana kalo blog-mu ditaruh juga di bagian blogroll blog ini, biar tambah seru?
^^
menurut aku, kekuatan musik klasik itu adalah sentuhan perasaan pencipta musik dengan pendengar.. dimana terkadang mereka menyentuh zero mind manusia.. maka tak khayal apabila komposer-komposer jaman kuno lahir dari gereja.. cz mungkin aja itu semua bermula dari perasaan yang berhubungan dengan ruh kereligian seorang komposer.. serta mungkin ditunjang oleh kemauan untuk keluar dari pakem waktu itu..
liat aja Bach, yang tuli tetapi bisa memunculkan harmonisasi musik yang yahud…
lha kita, boro-boro kali ya….
lha wong hobi ngusilin tetangga (apalagi yang CeweK) ja masih dipelihara…
HUE…HE.HE.HE
tapi pilihan ke klasik oke..oke aja sant,
Hehe… sebenernya ada alasan lain kenapa memilih vokal klasik. Sudah belasan tahun hobi nyanyi tapi suara kok gitu-gitu aja. Apa karena memang tidak berbakat atau harus ganti jalur? Daripada mengaku tidak berbakat, daku memutuskan untuk memilih ganti jalur ke klasik, dan sejauh ini sepertinya daku berada di jalur yang tepat, walau suara belum yahud tapi terbukti belajar vokal klasik itu menyenangkan sekaligus menantang, hehe…
Btw, ada blog juga gak Fen? Kalo ada mau dicantumkan di blogroll, biar tambah sip … ^^
aku ikut di gold’s gym di rasuna. gratisan dari kantor hehe..ya kayanya sih bisa bikin perut kecil. soalnya yang ngelatih perutnya kecil. pasti hasil dari belly dance haha
boleh dong denger kamu nyanyi 🙂
Hai Ci’ San!
Kabarku baik.. mung yo kuwi, lagi akeh gawean, dadi ra patio eksis di dunia maya.. 😉
eh, aku setuju dengan kalimat kedua dan ketigamu di tulisan ini.
Dan, mungkin (dengan atau tanpa sengaja) aku terpengaruh pula oleh pendapatmu itu. Thank’s to u !:))
Mulai tengah januari, aku juga memulai untuk belajar bernyanyi dengan benar. Tapi sejauh ini aku memilih jalur: “menyanyi dalam kelompok” dan bukan “menyanyi sendirian” seperti yang kau pilih.
Ntar kucritain lebih lengkapnya di blogku ya! (nek wis rada sela).. :))
Mas Ari, datang aja ke konser paduan suara Eliata yang akan diselenggarakan tanggal 20 Maret, di Gereja Kristus Ketapang, kita mau bawain karya Bach dan Mendelssohn ^^
Dik Indra, nyanyi di paduan suara mana? Atau nge-band? Pokoke sukses ya! Wong Muntilan pancen jiwa senine dhuwur tenan… ^^
hehe..
Aku ikut paduan suara gitu Ci’..
Kami juga berencana untuk konser, tanggal 12 maret di Usmar Ismail Hall, Kuningan..
Nonton dong!
ben iso skalian kopdar.. wkwkwkwkwk
mengenai jiwa seni-ne wong muntilan,
sbagai sesama alumnus marganingsih,
tentu, sedikit banyak, sumbangsih pak Tri Haryono tidak bisa kita lupakan.. 😉
mbak, bisa minta alamat jakarta singing school ga ya? soalnya saya pengen belajar lebih lagi. sekarang memank sudah bisa menyanyi klasik tapi saya mau lebih dan lebih lagi. mohon bantuannya. trima kasih.
Halo Tina ^^
JSS ada di beberapa lokasi, Harmoni, Perumahan Taman Permata Buana, Perumahan Cipinang Indah, dan Perumahan Alam Sutera.
Telp:
Harmoni 63866988/89, 63866124
Permata Buana 5811741
Cipinang Indah 08161875990
Alam Sutera 53122301
Semoga bermanfaat… keep singin’ ^^
makasi mbak, ini tina lagi ^^ untuk masuk kira-kira perlu apa aja yah? mungkin bisa di share pengalamannya. thanks…. btw, kapan ada konser lagi?
@Tina: setahu saya, tidak butuh syarat apa-apa kok, telepon dulu saja, paling-paling nanti dibuatkan jadwal untuk audisi, sebelum mulai kursus ^^
Mbak, bisa minta emailnya ga ya? Biar kita bisa kontak-kontakan. Thanks.
Mbak Tina, kontak aja ke j1n_y4n@hotmail.com ^^