Pertama kali menyaksikan sebuah episode CSI beberapa tahun lalu (kalau tidak salah CSI: New York), mata saya seolah tak rela berkedip. Betapa cerdasnya tayangan film serial televisi bertajuk Crime, Scene, Investigation ini! TKP diperiksa dengan super cermat, setiap bukti, sekecil apapun ditelusuri, lantas dites di laboratorium yang canggih. Agar penonton lebih paham, serial ini dilengkapi dengan animasi yang menggambarkan terjadinya peristiwa pembunuhan. Ada pembunuhan yang tak disengaja, disengaja, terencana, dan ada pula kematian yang terjadi murni karena kecelakaan.
Pikiran saya hanya satu, kalau petugas penyelidik di seluruh dunia sehebat, seterlatih, setekun kru CSI, serta dilengkapi dengan fasilitas laboratorium yang sama canggihnya, maka tak ada lagi tempat bersembunyi bagi penjahat! Setiap pelaku kejahatan akan dapat dilacak, diungkap identitasnya, ditangkap, lantas dihukum sebagaimana mestinya. Dengan demikian, orang akan berpikir-pikir trilyunan kali sebelum mencabut nyawa manusia lain.
Sayang, beribu sayang, kini CSI baru dapat dinikmati oleh mereka-mereka yang sanggup membayar biaya berlangganan televisi kabel. Saya sendiri dapat menikmati tayangan televisi kabel karena baru ada free trial di apartemen tempat saya tinggal. Jadi sementara ini gratis…tis…!!! ^^
Berlangganan televisi kabel seakan mendapat hadiah berupa hiburan sekaligus pendidikan. Betapa tidak, tayangan dokumenter mengenai kebudayaan, alam, satwa liar, kuliner, hingga ilmu pengetahuan luar angkasa dan kedokteran, siap menemani kita 24 jam sehari. Belum lagi ditambah tayangan berita, ada berita umum, ada pula yang khusus berita ekonomi. Bagi penggemar film, aneka film yang angle pengambilan gambarnya keren-keren, alur ceritanya menarik, skenarionya cerdas, dan akting para pemainnya berkelas, dapat dinikmati. Sekali-kali ada selingan film komedi kurang bermutu sih, tapi tidak apa-apa, tinggal ganti channel saja. Untuk anak-anak, tersedia film-film kartun, mulai dari yang lucu, sampai yang ceritanya tidak kalah seru dengan film-film yang dibintangi manusia. Pokoknya banyak sekali yang didapat. Ilmu pengetahuan, perfilman, musik, hiburan, apa saja.
Bagaimana dengan masyarakat yang tidak mampu atau tidak bersedia membayar biaya berlangganan televisi kabel? Maka bersiaplah menyediakan buku-buku bacaan atau DVD film untuk hiburan di petang hari usai bekerja. Soalnya stasiun televisi nasional kita kebanyakan menayangkan acara-acara yang (maaf) tidak bermutu. Alih-alih CSI, penonton malah disuguhi C-netron yang alur ceritanya (maaf) super tolol, angle pengambilan gambarnya itu-itu saja (wajah pemeran di-close up hingga sebatas leher), skenarionya (sekali lagi maaf) ketahuan asal tulis, akting para pemainnya (kali ini maaf banget) tidak layak ditonton, dan sebagainya. Ada juga reality show seputar mencari orang hilang yang jelas-jelas tidak real, melainkan murni akting semata. Semuanya kaya akan kebodohan, ketamakan, kemarahan, kekerasan, serta kesewenang-wenangan. Sifat-sifat yang dikhawatirkan telah merasuki bangsa ini.
Hanya segelintir program berkelas yang dapat dinikmati masyarakat. Favorit saya adalah program Kick Andy, serta Mata Hati, Refleksi, Buletin Internasional, dan Da Ai Inspirasi ^^
Pernahkan Anda melongok ke dalam rumah-rumah kumuh di bantaran kali? Banyak sekali rumah yang dari luar terlihat amat kumuh, namun di dalamnya bertengger sebuah televisi besar dengan layar minimal 21 inchi. Bahkan pengungsi di Aceh yang (waktu itu) tinggal di tenda Yayasan Tzu Chi, rata-rata memiliki televisi. Meski mereka masih tidur di atas tikar. Wajar, karena setiap orang membutuhkan hiburan. Sedangkan hiburan yang paling mudah dijangkau dan murah, ya televisi.
Karena itu, televisi seyogianya dapat menjadi sarana pendidikan yang sangat efektif bagi masyarakat Indonesia. Kenyataannya toh hampir setiap orang, tua dan muda, menyalakan televisi dengan suka rela tanpa disuruh, setiap hari.
Bayangkan, andai tayangan televisi nasional kita dipenuhi oleh film-film dokumenter yang kaya akan khasanah ilmu pengetahuan, macam Discovery Channel. Film-film cerdas dan bermutu yang menggambarkan tentang cinta kasih, persahabatan, pengorbanan, pengabdian, perjuangan, kerja keras, kebenaran dan keadilan, pendeknya film yang membuat kita seolah memperoleh pencerahan usai menontonnya. Mungkin sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pendidikan rakyat Indonesia.
Mungkin…
setuju….
ohya san, gw baru tau ternyata u suka juga ama Da Ai Inspirasi hehehehe
betulllllllllllllll….
c-netron memperbodoh masyarakat.
I cant agree with you more… C-netron sucks! Period!
Sayangnya masyarakat kita (ya, kita!) lebih tertarik dengan film dan sesuatu yang berbau fantasi/tidak realistis dan tidak mendidik.
Ibu-ibu lebih suka film C** F** Season entah berapa daripada melihat resep masakan/pengolahan barang bekas. Anak-anak lebih suka melihat adegan pacaran dan rebutan pacar di sekolah dengan baju dikeluarin daripada Animal planet. ABG2 lebih suka melihat idola mereka di TV dengan bibir terlipstik daripada menonton quiz mendidik. Cmon people!
Jika jeli maka dengan mudah kita akan menemukan oplah koran cerdas kalah laku dengan koran “ngeh” yang isi beritanya kekerasan, sex dan bahasa tidak mendidik. (eg. Selingkuh, bini ditunjang laki ampe bonyok…. WTF!) Salah satu fenomena yang masih tetap ada sampai saat ini. Setidaknya di kota saya.
Huahuahauhauahua……… Self promotion is not banned yet.
Mine: Oprah, Kick Andy, and Mata Hati.
“Lihat sekitar kita dengan Mata Hati. Sampai Jumpa”
Podo2 wong muntilan….. 🙂
Kalo film2 dokumenter kayak discovery channel yang diputerin di indonesia, ga bakal banyak yang nonton, sant. Karena yang nonton ga mudheng.. hehehe.. yahh.. kalo di rumah tv-ku cuma buat nyalain dvd/vcd sewaan, gula-gula plus dora the explorer *tapi cm bentar doang*, hehehe.
Tapi sama kok, sant.. i hate sinetron indonesia..
Jenn: Suka dong Jen, pokoknya semua acara Da Ai TV gw suka (harus dong!!!), cuma gw gak tulis semuanya di sini .. ^^
wongkarangwatu: adalah contoh penggemar sinetron Azizah, yang kemudian bertobat. Setelah diomelin terus, sekarang wongkarangwatu hobinya nonton CSI, wakakakakak… ^^
You-know who: (kaya Voldemort aja julukannya ^^) wah, suka nonton Mata Hati ya, terima kasih banyak, ditunggu kritik dan sarannya… ^^
Taufik: Iya nih, sama-sama warga Muntilan, salam kenal ya ^^
JC: Sebenernya pernah ada sinetron Indonesia yang bagus, kayak Keluarga Cemara. Tapi ya gitu deh, yang bagus tidak bertahan lama, yang Cinta F**** justru sampe season kesekian, heran deh… Mendingan sinetron zaman dulu ya, ACI, Losmen, Jendela Rumah Kita, Dokter Sartika, malah bagus-bagus… ^^
Sy setuju bgt!! Selain sinetron pastinya, sy jg enek bgt waktu tau ternyata banyak org yg suka liat ‘reality show’ a la tv2 macem Transtv (yang terparah) dll…gimana enggak, sy amati acara2 itu kok parah bgt ya: kejadian kebetulan yg berulang2–ngga cuma dlm satu cerita dlm satu episode–tp bahkan tiap episode! …herannya kok org yg nonton ga mikir ya yg namanya kebetulan itu ya amat jarang terjadi..lha ini malah berulang2…Terus kalo nangis mukanya ditutupin (krn khawatir ketauan boongan), dan yg paling parah: selalu berisi adegan2 kekerasan, menindas gender dll yg seakan mengajari publik kalau solusi masalah adalah jalan kekerasan, dan karena acara reality tsb rekayasa mungkin polisi menolak utk terlibat…nah ini akibatnya tambah fatal, karena audience melihat semua tindakan kekerasan tsb digambarkan tidak ada solusi hukumnya!!! Parahnya bertambah krn acara2 ini ditayangin siang2, sore2 yg banyak anak2 di bawah umur pada nonton…Parah bgt manajemen tv-nya yg cuma mikirin cari uang dg cara apapun!
Untunglah di tv lokal masih ada Da Ai Tv…sekarang sy–dan juga org2 rumah–sering nonton channel ini. Rasanya semacam lega waktu nonton daai…kayaknya masih ada manusia2 yg baik dg ajaran2 moral yg sy rasa lebih rasional utk dilaksanakan masyarakat.
Yg ‘aneh’ buat sy…sy jd sering nonton acara serial drama di daai tv! Dr dulu sampe itu, sy sgt-sgt jarang nonton (apalagi serial tv!) film drama, pokoknya yg chick flicks…males dah. Tp bbrp bulan terakhir sy cukup rajin ngikutin drama2 ini…apalagi setelah tau ternyata dr kisah nyata..Sy jadi mengenal nilai2 masyarakat dr dunia lain, yg sy pikir in many things harus diakui lbh baik dr nilai2 masyarakat kita. Seperti etos kerja keras, prinsip kesederhanaan dll. Juga cara2 dlm menolong bagi yg kurang mampu, yg sy rasa lbh baik dr yg sy tau selama ini.
Apalagi dramanya ga di-dub bhs Indonesia ya, jadinya lbh bagus krn bahasa aslinya. Awesome!
aku dulu suka nonton azizah itu buat melampiaskan kemarahan.
kan nontonnya bisa sambil ngomel2.
misal : lg sebel sm si A. trus sambil nonton azizah, bisa sambil ngomel gini, “ni org goblok banget sih. mau2nya dibegoin kaya gitu. kaya temenku si A tu… nyebelin bgt masa dia bla…bla…bla…”
hahahaha… ra nyambung yo…