Untuk setiap jari telunjuk yang mengarah kepada orang lain, ada 4 jari lain yang menunjuk ke arah diri kita sendiri.
Berbagai tanggapan bermunculan, atas rekaman wawancara Qory Sandioriva dalam penjurian Miss Universe 2010, yang bisa dilihat dengan mudah di youtube. Banyak yang mencemooh kemampuan berbahasa Inggris wakil dari Indonesia ini. Memang sih, kemampuan berbahasa Inggrisnya hanya sekedar terjemahan kata demi kata dari bahasa Indonesia, alias word by word translation. Tanpa mengindahkan tata bahasa, gaya bahasa, dan lain sebagainya.
Mungkin akan jauh lebih baik bila Qory menggunakan jasa interpreter, agar ia bisa lebih fokus pada isi jawaban, tanpa perlu memusingkan soal bahasa. Banyak kok, pemenang Miss Universe yang memanfatkan jasa interpreter lantaran tidak lancar berbahasa Inggris. Saya punya banyak teman yang berprofesi sebagai interpreter. Saya sendiri ingin mencoba menjadi interpreter (^@^)
Tidak bisa dipungkiri, Qory memang punya kelemahan. Orang boleh saja mencemooh, mengejek, dan menghinakan ketidakmampuannya berbahasa Inggris. Namun ingatlah, untuk setiap jari telunjuk yang mengarah kepada orang lain, ada 4 jari lain yang menunjuk ke arah diri kita sendiri.
Jujur saja, saya termasuk orang yang menyaksikan rekaman wawancara itu di youtube, sambil tertawa-tawa menghina.
“Hahaha…wkwkwk…qiqiqi…”, tawa Si Jari Telunjuk.
Tapi tidak lama. Sebab, 4 jari tangan saya (selain telunjuk), terarah kepada diri saya sendiri.
Kata Si Jempol, “Kenapa menertawakan dia? Usianya baru 19 tahun. Mengikuti kontes Miss Universe pada usia 19 tahun tidaklah mudah. Pada usia semuda itu ia harus banyak belajar, mempersiapkan diri, dan menanggung beban moral karena menyandang nama negerinya tercinta, Indonesia. Tidak sepantasnya kita menertawakan orang yang telah berusaha keras” (waduh, si Jempol emang paling galak, deh).
Si Jari Tengah langsung menyambung, “Pada usia 19 tahun ia sudah punya prestasi yang bertaraf nasional. Kalau belum bisa meraih prestasi bertaraf internasional, itu bukan salahnya dong. Kamu sendiri, apa prestasi yang telah diraih pada usia 19 tahun?” (Huaaa… Si Jari Tengah tidak kalah galak rupanya. Prestasi saya di usia 19 tahun…? Pernah menang lomba makan kerupuk saat perayaan 17-an di kampung ‘kali ya…?)
“Ah, ia sangat cantik dan wajahnya khas wanita Indonesia. Proporsi tubuhnya juga ideal. Kelihatannya jauh lebih bagus dibanding saat kita sedang melihat ke cermin,” ujar Si Jari Manis. (Hiks… Si Jari Manis jujur sekalee…)
Si Jari Kelingking melontarkan komentar ringan saja, “Setidaknya ia sudah pernah menjejakkan kaki di Las Vegas, Amerika Serikat. Kamu sendiri belum pernah pergi sejauh itu, kan?” (Oh, iya ya, saya tidak berpikir sejauh itu saat tertawa-tawa menghina tadi…)
Kapok deh.
Ah, lain kali saya harus berpikir-pikir seribu kali dulu sebelum menghina orang lain. Sebab jari-jari tangan saya galak-galak dan berpikiran kritis… ^^
Hehe… Nice posting. Memang menghina lebih gampang daripada menempatkan diri pada posisi orang yang kita hina.
Hehe… iya, awalnya sih menghina abis, coba deh lihat wawancaranya di YouTube ^^ Tapi setidaknya ia sudah pernah ke AS. Lha saya…? Keluar dari Jakarta-Tangerang aja jarang banget ^^
Lha… bukannya 3 jari doang yang menunjuk diri sendiri. Si jempol kan nunjuknya ke arah laen. Aya aya wae mbak ini 😀
Tapi kalo ditulis 3 jari doang, kesannya kurang seru, hehe… ^^ lagian kasian Si Jempol kalo nggak ikutan berpendapat ^^
setuju banget, mbak. memang sebelum kita menghakimi orang lain mending kita melihat ke dalam diri sendiri dulu.
pelajaran lainnya adalah semestinya kita bangga dengan bahasa indonesia. kalau memang tidak fasih-fasih banget ngomong inggris, mending pakai bahasa sendiri aja deh, yang penting kita bangga dan percaya diri.
Iya, mendingan pakai bahasa Indonesia. Sayang kan kalo peserta yang sebetulnya cukup cerdas jadi terlihat lucu gara-gara kendala bahasa ^^
itu link videonya..
aku udah liat….
yah bagaimanapun tetap lebih baik lah…
dia udah mencoba dan brusaha kan..
daripda kita yang cuma bisa protes aja.. 😀
Hehe… iya, abis protes terus gw berasa malu sendiri, hehe… ^^
jari telunjuk bertugas mengoreksi, jempol utk sang juara, 3 jari lain bertugas melatih agar tidak di tunjuk2 dan dpt jempol terbaik.
Haha… very nice, thanks ^^
Santiii, seneng banget deh ama perumpamaannya… kalo jari2ku galak-galak juga gak ya kayak punyamu^^
iya kasihan juga sih si Qory, dia kan gak dapat penerjemah makanya kadi keteteran gitu… emang harusnya Miss Indonesia pinter juga bahasa Inggris kalau mau niat ikutan Mis Universe…^^